Penalaran induktif adalah cara
berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang
bersifat khusus. Misalnya pada pengamatan atas logam besi, alumunium, tembaga
dan sebagainya. Jika dipanasi ternyata menunjukkan bertambah panjang. Dari sini
dapat disimpulkan secara umum bahwa logam jika dipanaskan akan bertambah
panjang. Biasanya penalaran induktif ini disusun berdasarkan pengetahuan yang
dianut oleh penganut empirisme.
Dalam konteks ini, teori bukan
merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan
memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan
melakukan generalisasi.
Ada 3 jenis penalaran induksi,
yaitu :
1. Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses
penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomenal individual untuk menurunkan
suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena. Generalisasi
juga dapat dikatakan sebagai pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau
sebagian besar gejala, yang dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk
mengambil kesimpulan secara umum.
Contoh :
Bila seorang berkata bahwa mobil
adalah semacam kendaraan pengangkut, maka pengertian mobil dan kendaraan
pengangkut merupakan hasil generalisasi juga. Dari bermacam – macam tipe
kendaraan dengan ciri – ciri tertentu ia mendapatkan sebuah gagasan mengenai
mobil, sedangkan dan bermacam – macam alat untuk mengangkut sesuatu lahirlah
abstraksi yang lebih tinggi ( = generalisasi lagi ) mengenai kendaraan
pengangkut.
Generalisasi dibedakan dari segi
bentuknya ada 2, yaitu : loncatan induktif dan yang bukan loncatan induktif.
(Gorys Keraf, 1994 : 44-45)
Generalisasi Tanpa Loncatan
Induktif (Generalisasi tidak sempurna)
Sebuah generalisasi bila
fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan, sehingga tidak
terdapat peluang untuk menyerang kembali.
Misalnya, untuk menyelidiki
penyakit yang sering diderita oleh orang Indonesia pada umumnya, diperlukan
ratusan sample untuk menyimpulkannya.
Contoh :
Hampir seluruh orang di Indonesia
menderita sakit magh.
Generalisasi yang tidak sempurna
juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang
benar.
Prosedur pengujian atas
generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti
terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang
menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
. Generalisasi Dengan Loncatan
Induktif (Generalisasi sempurna)
Dalam loncatan induktif suatu
fenomena belum mencerminkan seluruh faktayang ada. Fakta-fakta tersebut yang
digunakan dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan. Dengan
demikian loncatan induktif dapat diartikan sebagai loncatan dari sebagian
evidensi kepada suatu generalisasi yang jauh melampauikemungkinan yang
diberikan oleh ebidensi itu.
2. Analogi
Analogi yaitu proses
membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian
berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan yang diambil
dengan analogi, yaitu kesimpulan dari pendapat khusus dengan beberapa pendapat
khusus yang lain, dengan cara membandingkan kondisinya.
Tujuan Analogi
- Meramalkan kesamaan
- Menyingkap kekeliruan
- Menyusun sebuah klasifikasi
Contoh :
Kita banyak tertarik dengan planet Mars,
karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata
surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti Bumi. Temperaturnya hampir
sama dengan Bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi
matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti di Bumi. Jika di Bumi ada
makhluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup di planet Mars.
3. Kausal
Kausal adalah paragraph yang
dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada
simpulan yang menjadi akibat. Serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian
dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau
berbagai hal lainnya yang mendahuluinya , merupakan hal-hal yang diterima tanpa
ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Contoh :
Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi,
dan karyawan-karyawati.
Tujuan Kausal
Tujuan kausal terdapat dalam
Hubungan Kausal Dapat berlangsung dalam tiga pola :
a. Sebab ke akibat
Dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab
menuju kesimpulan sebagai efek.
b. Akibat ke sebab
Dari peristiwa yang dianggap
sebagai akibat menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.
c. Akibat ke akibat
Dari akibat ke akibat yang lain tanpa
menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.
Contoh :
Pada sabtu sore terjadi badai
salju, akibatnya jalanan ditutup karena dipenuhi oleh salju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar