I. Pendahuluan
Banyak
perusahaan-perusahaan nasional yang tengah menghadapi saingan-saingannya dari
perusahaan multinasional. Ketakutan tersebut memang berdasar.
Perusahaan-perusahaan multinasional sering datang dengan strategi yang sudah
terasah belasan atau puluhan tahun, reputasi bagus yang sulit untuk
ditaklukkan, dan SDM dan sistem perusahaan berkelas dunia. Ketakutan tersebut
memang perlu untuk menjaga kewaspadaan, tetapi ketakutan tersebut tidak perlu
berlebihan juga. Memang benar, raksasa-raksasa multinasional tersebut memiliki
hampir semua sumber daya yang didambakan perusahaan lokal. Namun sering mereka
tidak mampu menggunakan keunggulan mereka secara maksimal di lingkungan
negara-negara berkembang.
Sebut saja
efisiensi logistik. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia yang lalu
lintasnya masih tidak karuan dengan infrastruktur yang sering di bawah standar,
sistem informasi logistik yang mampu memprediksi tibanya kiriman dalam hitungan
menit tidak bisa diterapkan di sini. Ini belum termasuk kondisi daerah
pedalaman dan kepulauan Indonesia. Pasar Indonesia yang heterogen juga
menyulitkan metode riset pasar yang terasah untuk negara-negara maju. Banyaknya
jumlah penduduk miskin dan berpendidikan rendah membuat pesan pemasaran harus
diadaptasi sesuai tingkat pendidikan mereka. Dalam konteks ini, para pemain
lokal sering sudah mendapatkan pengetahuan tersebut secara tacit, sementara
para pemain multinasional memerlukan waktu untuk merubah strategi dan paradigma
mereka. Kelebihan pemain lokal dan kekurangan perusahaan multinasional tersebut
seharusnya dipergunakan secara maksimal oleh perusahaan-perusahaan dalam
negeri.
Hal ini juga
diterapkan oleh perusahaan Sepatu dan Tas yang Nama perusahaannya bernama
Elizabeth yang diambil dari nama istri si pemilik perusahaan. Perusahaan ini
terletak di daerah bandung tepatnya di Jalan Otto Iskandardinata, Bandung.
Lalu, dicabang yang kedua di Jalan Cihampelas, dan di cabang ketiga dilantai
lima di Jalan Ibu Inggit Garnasih perusahaan ini bergerak di bidang Produk
sepatu dan Tas.
II. Analisis Produk
A.
Label Produk
Begitu
produksinya jadi pilihan pasar, merek pun ditempelkan. Handoko bernama asli Lie
Koen Poe, memakai nama istrinya sendiri, Elizabeth, untuk produksi tas
tersebut. Pada 1 Januari 1968 nama itu didaftarkan sebagai merek dagang pada
Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merk, Departemen Hukum dan HAM.
B.
Kualitas dan Analisi Produk
Selain karena
desainnya kreatif, kualitas dan jenis bahan serta mutu jahitannya juga
terpelihara. Lagi pula, tas harga made in Elizabeth terbilang terjangkau,
antara Rp 20.000 hingga Rp 200.000. seperti ditirukan Dinny Nurhayati, Public
Relations Elizabeth. Kiat Elizabeth mempertahankan kualiatas cukup unik. Selain
mendesain sendiri, ia juga bertindak sebagai tester. Mengikuti selera kaum hawa
yang doyan mengikuti perkembangan, ia memilih sendiri bahan yang enak dan
nyaman dipakai. Karena tiap produksinya dipersepsikan untuk dipakai
sendiri,maka sebelum diluncurkan ke pasar Elizabeth terlebih dahulu memakai
sendiri. Elizabeth agaknya sukses dengan prinsip itu. Ia pun mampu berkembang
di tengah persaingan pasar tas yang makin ramai. Baik produksi dalam negeri
maupun tas-tas produk impor yang kini membanjiri pasar.
C.
Kesesuaian Harga
Harga Produk tas
dan Sepatu dari perusahaan Elizabeth sangat bersaing dengan desainnya kreatif,
kualitas dan jenis bahan serta mutu jahitannya juga terpelihara. Lagi pula, tas
harga made in Elizabeth terbilang terjangkau, antara Rp 20.000 hingga Rp
200.000. sehingga semia kalangan dapat menjangkaunya baik dari kalangan kecil
menengah bisa menikmati produk dari perusahaan ini
D.
Promosi
Promosi yang
digunakan untuk memasarkan produk ini salah satunya dengan promosi lewat jalur
Internet dengan target pasar sampai keluar negeri baik yang memasangkan sebagian
harga barang yang dijual beserta foto-foto contoh dari produk yang akan di
pasarkan dengan kualitas expor, perusahaan ini juga menerima orderan tas dan
sepatu yang ingin dibuat atau diambil dari yang sudah ada, promosi yang
digunakan lagi adalah dengan memasang iklan-iklan ke media lokal karena biaya
promosi lebih murah
E.
Distribusi
Untuk memenuhi
toko dan pesanan, akhirnya Elizabeth membangun sebuah pabrik di kawasan Kopo,
Bandung, dengan ratusan karyawan. Maka, selain membuka 20 gerai di tujuh provinsi
di Tanah Air, sekitar 5.000 desain Elizabbeth kemudian merambah ke pasar Hong
Kong, Singapura, Belanda, Arab Saudi, Jepang, Jerman, Malaysia, Kuwait, Afrika
Selatan, dan Amerika Serikat.
F.
Prospek
Prospek
perusahaan Elizabeth ini memiliki prospek lebih besar lagi kalau perekonomian
yang ada di indonesia lebih baik dari sekarang yang agak sulit untuk menexpor
barang keluar negeri namun pasar dalam negeri lebih terbuka lebar untuk
produk-produk dari perusahaan Elizaberth karena tas dan sepatu produksi Elizabeth
digemari ibu-ibu dan remaja putri kalangan menengah atas yang merupakan target
pasar yang sangat potensial
III.
Penutup
Perusahan ini
sangat potensial dalam pasar lokal maupun pasar luar negeri baik dari kalangan
atas maupun kalangan bawah yang masih bisa menjagkau harga produk yang di
tawarkan oleh perusahaan ini dan perusahan ini masih harus mengembangkan
sayapnya dengan mebuka cabang lagi di luar Negeri karena sudah sudah banyak
mengexpor keluar negeri yang merupakan potensi pasar yang sangat tinggi untuk
di gali dan memperoleh keutungan yang lebih besar dari yang sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar